Sabtu, 23 Maret 2013

MAKALAH AZAS MANAJEMEN




BAB I
PENDAHULUAN


Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan di lakukan melalui proses dan di atur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Filsafat manajemen adalah kerjasama saling menguntungkan, bekerja efektif mungkin dan dengan metode kerja yang terbaik untuk mencapai hasil yang optimal. Manajer akan lebih bertanggung jawab dalam pengendalian dan perencanaan.
Manajemen pada dasarnya dapat diterapkan jika ada tujuan bersama dan kepentingan yang sama yang akan dicapai. Ada kerjasama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal daan ikatan tata tertib yang baik. Ada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur, adanya organisasi (wadah) untuk melakukan kerjasama. Adanya pemimpin dan bawahan. Asas-asas atau dasar-dasar manajemen sebagai berikut ( F.W. TAYLOR ) . pengembangan metode-metode yang terbaik. Pemilihan serta pengembangan para pekerja. Usaha untuk menghubungkan serta mempersatukan metode kerja yang terbaikserta para pekerja yang terpilih dan terlatih. Kerjasama yang harmonis anatara manajer dan nonmanajer meliputi pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.
Manajemen adalah salah satu bagian terpenting dalam suatu perusahaan. Tugasnya sangat krusial dalam suatu organisasi yakni, menentukan dan mengawasi kinerja suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen itu sendiri. Dari sini dapat diketahui bahwa manajemen mutlak diperlukan dalam suatu organisasi karena merupakan pusat kinerja dari organisasi itu sendiri.
Dalam makalah ini sendiri akan di jelaskan mengenai pengertian manajemen menurut para ahli , fungsi manajemen serta pengertian dan tugas tanggung jawab seorang manajer serta beberapa kriteria dasar yang harus di miliki oleh seorang manajer.



















BAB II
PEMBAHASAN


A. MANAJEMEN
1.  Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan di lakukan melalui proses dan di atur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Dalam manajemen sendiri pengaturan di lakukan terhadap semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methods, materials, machines, and market, di singkat 6M dan semua aktivitas yyang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu. Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal maka di lakukanlah pengaturan atau manajemen itu sendiri yang biasanya di atur oleh pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui intruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkan.
Sementara kronologi pengaturannya sendiri melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian). Pengaturan itu sendiri di lakukan dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan alat dan wadah untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya. Tegasnya pengaturan hanya dapat dilakukan di dalam organisasi. Sebab dalam Organisasi inilah tempat kerjasama, proses manajemen, pembagian kerja, koordinasi dan integrasi dilakukan untuk mencapai tujuan  yang ingin di capai.



Berikut beberapa pengertian manajemen.
  1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainya dengan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  1. Andrew F.sikula
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
  1. G.R.Terry
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah di tentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan suber daya lainya.
  1.  Haiman
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegitan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.
  1. Dan dalam Encylopedia of the social Sciences
Manajemen adalah suatu proses dengan proses mana pelaksanaan suatu tujuan diselenggarakan dan di awasi.

f.       Menurut A.F. Stonner

Manajemen adalah proses perencanaan . pengorganisasian , pengarahan dan pengawasan terhadap usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber – sumber  daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan atau dengan kata lain Manajemen adalah proses kegiatan dengan melalui orang lain untuk mencapai tujuan tertentu serta di laksanakan secara berurutan mengarah kepada suatu tujuan.

g.      Menurut Marry Parker Follet

Manajemen sebagai suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

h.      Menurut Dr. SP Siagian dalam buku Filsafat Administrasi

Management dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain.
Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa management merupakan inti daripada administrasi karena memang management merupakan alat pelaksana utama daripada adminsitrasi.


2. Fungsi Manajemen.

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

1.      Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan/tindakan-tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan di mana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.      Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil atau dapat pula di definisikan sebagai proses menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.
3.      Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha dan dapat pula di artikan sebagai  fungsi manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-perintah tersebut.



3. Manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran. Manajer sering di kelompokan berdasar piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional berdasarkan tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).

a.       Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
b.      Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
c.       Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

Robert L. Kaltz pada tahun 1970 mengemukakan bahwa seorang manajer di tuntut mempunyai tiga keterampilan dasar di antaranya adalah keterampilan konseptual ( conceptional skill ) , keterampilan teknis ( technichal skill ) dan keterampilan berhubungan dengan orang lain ( humanity Skill ).
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Keterampilan teknis (technical skill) ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar yang telah di kemukakan oleh Robert L. Kaltz , Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu Keterampilan manajemen waktu yang merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana dan juga Keterampilan membuat keputusan yang merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Pada dasarnya tugas manajer pada suatu tingkatan itu sama dalam proses manajemen, yakni membenahi semua fungsi manajemen dengan baik, supaya tujuan optimal dapat dicapai.Manajer bertanggung jawab dalam mengarahkan visi serta sumber-sumber daya ke arah yang dapat menghasilkan hal-hal yang paling efektif dan efisien
Tugas-tugas manajer adalah :
·         Manajerial cycle adalah siklus “pengmbilan keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pengrahan, pengendalian, penilaian dan pelaporan”. Dengan demikian tugas manajeradalah siklus yang berulang-ulang mulai dari mengambil keputusan sampai menerima laporan.
·         Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong bawahannya untuk bekerja giat dan membina bawahan dengan baik.
·         Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para bawahannya, supaya loyalitas dan partisipasinya meningkat
·         Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya mendapat kepuasaan dalam pekerjaannya.
·         Manajer harus berusaha agarv para bawahannya bersedia memikult anggung jawab  dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
·         Manajer harus berusaha membina bawahannya, agar dapat bekerja secara efesien dan efektip.
·         Manajer harus  membenahi funsi-fungsi fundamental manjemen secara baik.
·         Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak-pihak luar.
·         Manajer harus bertanggung jawab atas keselamatan para pekerja.

Sementara itu sistem yang diterapkan oleh manajer dalam memimpin suatu organisasi (perusahaan) tergantung pada karakter seorang manajer dan keadaan organisasi yang dipimpinnya.
Sistem-sistem manajemen itu dapat dibedakan menjadi:
·         Manajemen Bapak
·         Manjemen Tertutup
·         Manajemen Terbuka
·         Manjemen Demokrasi


Dengan demikian dapat di katakan bahwa sitem manajemen dan tipe kepemimpinannya sendiri akan berbeda – beda sesuai dengan kondisi organisasi dan juga watak seorang manajer , yang pada intinya manajemen di maksudkan agar semua kegiatan dalam organisasi dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh masing – masing organisasi itu sendiri.



























BAB III
PENUTUP



A. KESIMPULAN

Manajemen adalah suatu perancangan , pengelolaan dan pengorganisiran serta pengawasan sebuah wadah dalam hal ini dapat berupa organisasi agar setiap tindakan yang di lakukan dalam wadah / organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan sejak awalnya dalam wadah tersebut.
Manajemen juga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari – hari yang kita jalani , karena untuk mencapai sebuah tujuan dalam hidup ini kita perlu memanajeri diri kita sendiri agar tetap berada pada jalur yang telah kita tetapkan dan kita inginkan untuk mencapai tujuan hidup kita sendiri.

B. SARAN

Dalam Manajemen sendiri kita memang perlu memiliki keterampilan dasar manajemen atau bahkan kita wajib memilikinya akan tetapi ada satu hal penting yang harus kita miliki di bandingkan dengan semua dasar manajemen itu sendiri , hal tersebut adalah ke jujuran dan keikhlasan karena keduanya merupakan modal utama dalam mencapai tujuan yang kita inginkan , tanpa kejujuran maupun keikhlasan kita akan ke sulitan merealisasikan tujuan tersebut dan akan terjadi penyelewengan serta keputusasaan dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut.




















Makalah Agama



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Agama Islam sebagai Agama Suci yang di turunkan oleh Allah S.W.T melalui perantara Nabi Muhammad S.A.W. dewasa ini telah mengalami berbagai fase , mulai dari masa ketika Rasulullah masih hidup , hingga sampai pada masa sekarang ini di mana Teknologi hampir memanipulasi semua aspek kehidupan manusia.
Mengacu pada perkembangan dunia saat ini , tidak menutup kemungkinan di perlukannya berbagai pembaharuan dalam Islam yang tetap mengacu pada Alqur’an dan Hadits , agar masyarakat Islam dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa harus meninggalkan identitas Masyarakat Islam itu sendiri.

B.   Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji beberapa contoh permasalahan yang menyangkut tentang Pembaharuan Dalam Hukum Islam pada Zaman Modern sekarang ini , serta memahami dasar permasalahan yang terjadi pada masa sekarang agar pembaca dapat memahami perubahan yang terjadi dalam Hukum Islam dan tidak menghilangkan identitas kita sebagai Muslim di dunia.








BAB II
PEMBAHASAN

A.   Hukum Islam Yang Dapat Di Perbaharui
Islam sebagai agama Allah yang mutlak benar dengan mudah sepakat orang menyetujuinya. Tetapi setelah Islam menjadi agama yang dianut masyarakat Islam sepanjang sejarah, tidaklah mudah menjawab pertanyaan tentang apa saja ajaran Islam tersebut. Ada yang berpendapat ajaran Islam itu hanya yang tertera dalam kitab suci dan hadis nabi, sehingga Islam adalah bersifat normatif. Ada pula yang berpendapat selain Islam yang bersifat normatif itu, Islam juga bersipat historis.
Dalam Alquran hanya ada sedikit ayat yang pengertiannya bersifat qath’i (pasti), dan banyak sekali yang bersipat dzanni (dugaan).Pengertian dzanni (dugaan atau tidak pasti) jelas bisa berubah sesuai kemampuan orang dalam memformulasikannya, dan tetap dianggap benar selama tidak bertentangan dengan bagian yang bersifat qath’i (pasti).
Karena itu, Islam bisa diperbaharui, yaitu bagian yang bersifat dzanni (tidak pasti). Karena ini banyak, maka lapangan pembaharuan Islam jadi luas sekali. Memang tidak ada pembaharuan dalam soal kewajiban salat dan ibadah haji, karena itu sudah jelas ada ayat yang bersifat qath’i yang mengaturnya. Tetapi mengerjakan salat dengan mikropon atau pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dengan pesawat terbang, merupakan bagian ajaran Islam yang bisa diperbaharui setiap saat sesuai dengan teknologi yang lebih memungkinkan.
B.   Pemicu Pembaharuan Dalam Islam
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Daud, pernah Rasulullah bersabda bahwa Allah akan membangkitkan seorang pembaharu kepada umat Islam, pada setiap puncak seratus tahun, yang memperbaharui ajaran agama mereka. Hadis ini cukup populer di kalangan kaum modernis sepanjang masa. Dia banyak dianggap sebagai pemicu orang-orang tertentu untuk bangkit jadi pembaharu agama bagi umatnya dalam sejarah.
Pembaharuan dalam Islam baru terjadi pada abad modern, yaitu dimulai pada abad ke-18 M. Dan pada masa itu, dunia Timur, yang banyak Islam, didominasi Barat. Berbarengan dengan bidang politik dan ekonomi, umat Islam juga harus menerima persinggungan dengan kebudayaan Barat yang disuguhkan kepada mereka. Karena kebudayaan umat Islam pada umumnya masih mengalami degradasi, wajar saja jika kebudayaan Barat lebih dominan dan banyak menguasai mereka di segala kehidupan.
Dengan adanya persinggungan dengan kebudayaan Barat itulah, sementara tokoh Islam tergerak melakukan reformasi terhadap ajaran agama mereka. Mulanya dalam soal sosial, ekonomi, politik dan pertahanan, tetapi kemudian merebak juga ke bidang agama. Begitulah yang terjadi di Mesir, Turki dan India. Sedangkan di Indonesia, pembaharuan terjadi setelah pengaruh dari negeri-negeri tersebut menjamah Nusantara di abad modern.
Sebagai contoh, jika sementara kaum modernis sangat menganjurkan umat Islam agar percaya diri menghadapi suatu persoalan hidup, karena demikianlah dianjurkan ajaran agama, maka dengan pengertian tersebut, anjuran kaum modernis tersebut adalah karena kemauan mereka mau mengubah sikap umat yang fatal selama ini menjadi dinamis, karena anggapan seperti itu ada di Barat. Memang sikap seperti itu ada di antara pendapat para teolog klasik, tetapi hal itu baru dicari sebagai justifikasi terhadap pendapat yang sudah terpikirkan sebelumnya.
C.   Sejarah Pembaharuan Hukum Islam
Pembaharuan Hukum Islam Dalam system hukum apapun, dimananpun di dunia ini, hukum tersebut mengalami perubahan-pembaharuan. Bagi hukum tanpa kitab suci atau wadh’i, perubahan atau pembaharuan hukum itu dilakukan untuk menyesuaikan hukum dengan perkembangan social dan kebutuhan masyarakat. Ini tentu terkait dengan sifat dasar dan ruang lingkup hukum (wadh’i) itu sendiri, yaitu aturan yang dibuat oleh manusia untuk mengatur hubungan hidup antar manusia dengan msnusia serta penguasa dalam masyarakat. Oleh karena itu pembaharuan hukum merupakan keharusan sejarah karena fenomena social kemasyarakatan tidaklah statis melainkan dinamis atau berubah. Jadi, selain bersifat permanen hukum juga berubah.
Alasan perubahan hukum wadh’i tersebut tentu dapat juga diterima sebagai alasan perubahan hukum Islam (fiqih), tetapi menjadi alasan pembaharuan hukum itu (wadh’i) sebagai satu-satunya alasan dan metode bagi pembaharuan hukum Islam tentu tidak bijaksana, bukan saja karena hukum Islam mempunyai kitab suci yang tetap tidak berubah, tetapi produk ilmu atau pemikiran Islam mempunyai bentuk yang lebih beragam, daripada produk hukum wadh’i atau barat. Jika produk hukum wadh’i terdapat dua bentuk yaitu undang-undang dan keputusan-keputusan lembaga peradilan serta tak tertulis (hukum adat). Maka produk pemikiran hukum Islam terdapat dalam empat bentuk, yaitu perundangan-perundangan, keputusan-keputusan lembaga peradailan, kitab-kitab fiqih, dan fatwa-fatwa ulama. Hal lain yang membuat hukum Islam perlu diperbaharui antara lain menurut Ahmad Zaki Yamami, adalah karena hukum Islam merupakan hasil pemikiran (fiqih) para ulama yang tidak lepas dari tuntutan zaman dan tempat yang lebih spesifik, yang belum tentu cocok dengan tuntutan zaman sekarang, oleh karena itu, menurut yamami hukum Islam dalam kitab-kitab fiqih para ulama atau fuqaha terdahulu tidaklah mengikat.
D.   Tokoh Pembaharu Islam
Jamaluddin Al-Afgani (1839-1897)
 Muhammad Jamaluddin Al-Afgani, di lahirkan di Asadabad Afganistan pada tahun 1254 H/1838 M. ayahanda beliau bernama Sayyid Safdar Al-husainniyah, yang nasabnya bertemu dengan Sayyid Ali Al-turmudzi dengan nasab Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib. Pada usia 8 tahun Al-afgani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa, beliau tekun mempelajari bahasa Arab sejarah, matematika, filsafat, fiqih dan ilmu keIslaman lainnya. Dan pada usia 18 tahun ia telah menguasai hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan meliputi filsafat, hukum sejarah dan metafisika. Al-afgahani segera dikenal sebagai profil jenius yang penguasaanya terhadap ilmu pengetahuan bak ensiklopedia.
Setelah membekali dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan ditimur dan barat Al-afghani mempersiapkan misinya membangkitkan Islam. Pertama ia masuk ke India Negara yang sedang melintasi periode yang kritis dalam sejarahnya. Kebencian kepada kaolisme yang telah membara didalam dadanya makin berkecambuk ketika Afghani menyaksikian India yang berada di dalam tekanan Inggris. Al- Afghani turut ambil bagian dari periode genting ini, dengan bergabung dalam peperangan kemerdekaan India pada bulan mei 1857. Al-Afghani menghabiskan sisa umurnya dengan bertualang keliling Eropa untuk berdakwah. Bapak pembaharu Islam ini tidak memiliki rintangan bahasa karena ia menguasai enam bahasa dunia (Arab, Inggris, Prancis, Turki,, Persia dan Rusia). Al-afghani menghembuskan nafasnya yang terakhir karena kanker yang dideritanya sejak tahun 1897 di Istambul Turki dan dimakamkan disana.

Muhammad Abduh (1849-1905)
Muhammad bin Hasan Khairullah, Beliau dilahirkan didesa Mahallat Nashr Al-Buhaoiroh. Mesir pada tahun 1849 Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim dari mesir dan salah satu penggerak gagasan modernisasi Islam. Beliau belajar tentang filsafat dan logika di universitas Al-Azhar Kairo. Beliau juga merupakan murid dari Jamal Al-din Al-afghani, seorang filsafat dan pembaharu yang mengusung gerakan panislamisme untuk menentang penjajah Eropa di Negara-negara Asia Afrika.
Pada tahun 1877, abduh menyelesaikan studinya di Al-Azhar, kemudian di Darul Ulum dan di rumahnya sendiri. Menurut Abduh, sebab kemunduran umat Islam adalah kejumudan yang terdapat di kalangan umat Islam. Sikap ini menurut Abduh dimasukan ke dalam Islam oleh orang-orang non Arab yang merampas puncak kekuasaan politik didunia Islam sebagaimana pemikiran Al-Afgani, Abduh juga berpendapat bahwa masuknya berbagai macam bid’ah kedalam Islam merupakan penyebab umat Islam melupakan ajaran Islam yang sebenarnya. untuk menghilangkan bid’ah itu umat Islam harus kembali ke ajaran Islam yang sejati sebagaimana pada zaman salaf, yaitu zaman sahabat dan ulama-ulama besar.
Ajaran Islam harus dikembalikan kapada aslinya dengan interpretasi yang disesuaikan dengan keadaan modern, untuk itu pintu ijtihad perlu dibuka, dengan sendirinya taklid (tunduk membabi buta ) kepada pendapat ulama tidak perlu dipertahankan. Pendapat tentang pemberantasan taklid dan pembukaan pintu ijtihad itu didasarkan kepada keyakinan terhadap kemampuan akal. menurutnya, Al-Qur’an bukan berbicara kepada hati manusia melainkan kepada akal. Amat menarik pendapatnya yang mengatakan bahwa iman seseorang tidak sempurna jika tidak berdasarkan akal.





BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Pembahasan Tentang Pembaharuan Hukum Islam di atas adalah sebagai berikut:
-         Hukum – hukum dalam Islam pada dasarnya dapat di perbaharui berdasarkan perkembangan dan tuntutan zaman , hanya saja yang dapat di perbaharui itu adalah hukum yang hanya bersifat Dzanni atau dugaan dan tetap mempertimbangkan hukum utama sumber ketetapan dalam Islam yaitu Al Qur’an.
-         Agama Islam sendiri sebenarnya merupakan Agama yang bersifat Universal dan Flexibel tetapi tetap tunduk pada beberapa peraturan dasar yang tidak dapat di ubah , hal ini memungkinkan modernisasi dalam Islam asalkan tidak bertentangan dengan sumber hukum Islam itu sendiri yaitu Al Qur’an dan Hadits.
Demikian kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini , sebagai umat Islam kita hendaknya tetap percaya dan meyakini bahwa Islam adalah sebenar – benarnya Agama yang merupakan sumber keselamatan baik Dunia maupun Akhirat.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang – orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya hingga akhir nafas kita , AMIN.








Daftar Pustaka


• Supiana dan Kariman. 2004. Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

• One.Indoskripsi.com/click/78/0

• Dahlan, Abdul Azis. 2002. Ensiklopedi Islam. Jakarta; PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. •

http:// cooleha. Wordpress.com/2008/04/26/JamaludinAl-Afghani. •

http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad.Abduh.